Cari yang di berita-hu
Sabtu, 24 Juli 2010
Pernah Tidur seperti di tindih Setan ?? Berikut Penjelassanya !!
Pernah terbangun dari tidur, tapi sulit bergerak ataupun berteriak? dont worry,anda tidak sedang diganggu makhluk halus.Ini penjelasan ilmiahnya.
Pada saat mengalami ini biasanya kita akan sulit sekali bergerak dan kemudian ada sedikit rasa dingin menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh. Untuk bisa bangun, satu-satunya cara adalah menggerakkan ujung kaki, ujung tangan atau kepala sekencang-kencangnya hingga seluruh tubuh bisa digerakkan kembali,biasanya disertai juga dengan munculnya bayangan kegelapan. Hal inilah yang diasumsikan "ketindihan" makhluk halus orang sebagian besar orang.
Sleep Paralysis
Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa lumpuh). Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya.
Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan. Dan usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14-17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Yang menarik, saat tindihan terjadi kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal mistis.
Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa melihat agen rahasia asing atau alien. Sementara di beberapa lukisan abad pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat menduduki dada seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.
Kurang Tidur
Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM).
Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada tahap inilah mimpi terjadi.
Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).
Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.
Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, Anda bekerja dalam shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.
Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur), kecemasan, atau depresi.
Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.
Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.
Perlu diketahui juga, seep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.
Nah, jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokter akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Catatan yang telah Anda buat tadi akan sangat membantu ketika memeriksakan diri ke dokter.
Mitos Sleep Paralysis Di Berbagai Negara
- Di budaya Afro-Amerika, gangguan tidur ini disebut the devil riding your back hantu atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.
- Di budaya China, disebut gui ya shen alias gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.
- Di budaya Meksiko, disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.
- Di budaya Kamboja, Laos dan Thailand, disebut pee umm, mengacu pada kejadian di mana seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.
- Di budaya Islandia, disebut mara. Ini adalah kata kuno bahasa Island. Artinya hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.
- Di budaya Tuki, disebut karabasan, dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.
- Di budaya Jepang, disebut kanashibari, yang secara literatur diartikan mengikat sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.
- Di budaya Vietnam, disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.
- Di budaya Hungaria, disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany sendiri berarti menekan sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.
- Di budaya Malta, gangguan tidur ini dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.
- Di budaya New Guinea, fenomena ini disebut Suk Ninmyo. Ini adalah pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat ini akan memakan roh manusia di malam hari agar tidak menggangu manusia di siang hari. Namun, seringkali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah sleep paralysis.
sumber:http://keunikan-dunia.blogspot.com/2009/09/pernah-tidur-seperti-di-tindih-setan.html
Museum Dasar Laut, Kapal Romawi Kuno Muncul
Pejabat Departemen Kebudayaan Italia hari Jumat (24/7) lalu mengatakan, Arkeolog menemukan lima kapal karam Romawi Kuno yang masih utuh di pantai barat di perairan dekat sebuah pulau kecil di lepas pantai Italia, kapal tersebut tenggelam sekitar abad pertama sampai abad ke-4 SM, kapal tersebut membawa sejumlah barang-barang seperti porselen dan kontainer yang penuh dengan isi. Berita yang menarik adalah bahwa kapal ini termasuk barang-barang bawaannya masih dalam kondisi baik, tidak rusak oleh pemburu harta karun atau alam, seperti sebuah museum arkeologi di bawah laut.
Kapal yang tenggelam ini terletak di wilayah barat dekat sebuah pulau kecil Ventotene di antara Roma dan Napoli. Sejak dahulu kala perairan di kawasan tersebut merupakan rute terusan komersial yang penting, karena wilayah tersebut sering diserang oleh badai dan aliran air laut yang tidak stabil, maka sering juga ditemukan reruntuhan sejumlah bangkai kapal kuno. Tetapi kapal ini berbeda dengan reruntuhan kapal karam masa lalu, ini ditemukan oleh para ahli di laut yang lebih dalam, dengan kedalaman sekitar 100-150 m, sehingga terhindar dari pengaruh badai dan aliran air laut yang berbahaya dan masih tersimpan utuh.
Pada awal saat penemuan kapal oleh arkeolog ini masih menghadapi persaingan pemburu harta, sebagai akibat dari kemajuan teknologi, kedalaman yang dapat dicapai oleh pemburu harta semakin dalam, Annalisa Zarattini dari Departemen Kebudayaan yang bertanggung jawab atas arkeologi dalam laut berkata: 'Suatu hal yang terpenting dari arkeologi ini adalah kita terlebih dahulu menemukannya dibandingkan dengan para pemburu harta karun. ' Kapal yang tenggelam ini ditemukan oleh Departemen Kebudayaan Negeri tersebut yang bekerja sama dengan Aurora Trust perusahaan eksplorasi laut Amerika Serikat, prosesnya adalah setelah team peneliti melalui teknologi sonar melukis gambar dasar laut, kemudian menggunakan kendaraan remote control tanpa awak lebih lanjut mengkonfirmasian keberadaan kapal yang tenggelam tersebut.
Berdasarkan penelitian kapal karam sekarang dan barang antik yang telah diangkat, sejarah barang antik tersebut adalah sekitar dua ribu tahun. Dalam kapal memuat banyak kontainer, sebagian besar adalah porselen, di dalam terisi banyak barang seperti anggur, minyak zaitun, kecap ikan dan komoditi lainnya, masih terdapat sejumlah logam dan peralatan dapur, ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. Saat ini, beberapa bagian benda kuno kecil telah dikeluarkan dan diberikan kepada laboratorium penelitian dan di pamerkan di pulau kecil Ventotene.
Secara umum, penemuan kapal karam di Mediterania bukan berita yang khusus, tetapi sebagian besar reruntuhan kapal yang ditemukan merupakan bangkai, dan kapal yang masih utuh ini kelestariannya sangat langka, salah satu kapal yang paling panjang adalah sekitar 20 meter, itu termasuk kapal berukuran medium saat itu. Di sisi lain, badan kapal mendarat secara lurus di dasar laut, tidak terdapat keterbatasan penelitian karena perahu terbalik, oleh sebab itu memberi kesempatan yang paling baik bagi para tenaga ahli untuk melakukan penelitian terhadap seluruh kapal dan semua barang muatannya. Zarattini berkata: 'Di sini seperti sebuah museum dasar laut
sumber : http://www.ngobrolaja.com/showthread.php?t=76173
Kapal yang tenggelam ini terletak di wilayah barat dekat sebuah pulau kecil Ventotene di antara Roma dan Napoli. Sejak dahulu kala perairan di kawasan tersebut merupakan rute terusan komersial yang penting, karena wilayah tersebut sering diserang oleh badai dan aliran air laut yang tidak stabil, maka sering juga ditemukan reruntuhan sejumlah bangkai kapal kuno. Tetapi kapal ini berbeda dengan reruntuhan kapal karam masa lalu, ini ditemukan oleh para ahli di laut yang lebih dalam, dengan kedalaman sekitar 100-150 m, sehingga terhindar dari pengaruh badai dan aliran air laut yang berbahaya dan masih tersimpan utuh.
Pada awal saat penemuan kapal oleh arkeolog ini masih menghadapi persaingan pemburu harta, sebagai akibat dari kemajuan teknologi, kedalaman yang dapat dicapai oleh pemburu harta semakin dalam, Annalisa Zarattini dari Departemen Kebudayaan yang bertanggung jawab atas arkeologi dalam laut berkata: 'Suatu hal yang terpenting dari arkeologi ini adalah kita terlebih dahulu menemukannya dibandingkan dengan para pemburu harta karun. ' Kapal yang tenggelam ini ditemukan oleh Departemen Kebudayaan Negeri tersebut yang bekerja sama dengan Aurora Trust perusahaan eksplorasi laut Amerika Serikat, prosesnya adalah setelah team peneliti melalui teknologi sonar melukis gambar dasar laut, kemudian menggunakan kendaraan remote control tanpa awak lebih lanjut mengkonfirmasian keberadaan kapal yang tenggelam tersebut.
Berdasarkan penelitian kapal karam sekarang dan barang antik yang telah diangkat, sejarah barang antik tersebut adalah sekitar dua ribu tahun. Dalam kapal memuat banyak kontainer, sebagian besar adalah porselen, di dalam terisi banyak barang seperti anggur, minyak zaitun, kecap ikan dan komoditi lainnya, masih terdapat sejumlah logam dan peralatan dapur, ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. Saat ini, beberapa bagian benda kuno kecil telah dikeluarkan dan diberikan kepada laboratorium penelitian dan di pamerkan di pulau kecil Ventotene.
Secara umum, penemuan kapal karam di Mediterania bukan berita yang khusus, tetapi sebagian besar reruntuhan kapal yang ditemukan merupakan bangkai, dan kapal yang masih utuh ini kelestariannya sangat langka, salah satu kapal yang paling panjang adalah sekitar 20 meter, itu termasuk kapal berukuran medium saat itu. Di sisi lain, badan kapal mendarat secara lurus di dasar laut, tidak terdapat keterbatasan penelitian karena perahu terbalik, oleh sebab itu memberi kesempatan yang paling baik bagi para tenaga ahli untuk melakukan penelitian terhadap seluruh kapal dan semua barang muatannya. Zarattini berkata: 'Di sini seperti sebuah museum dasar laut
sumber : http://www.ngobrolaja.com/showthread.php?t=76173
Minggu, 04 Juli 2010
Terrarium (Imut,lucu,manis numplek dalem kaca)
Kita tentu punya kesukaan. Hobi kita pun beragam. Ada yang hobi menggambar, bermusik, menari, dan lain sebagainya. Namun, ada pula di antara kita yang hobi dengan tanaman hias dan ikan hias. Semakin berkembang dan beragam, ya?
Kini, yang sedang banyak digandrungi adalah terrarium. Terarium itu merupakan media atau wadah yang terbuat dari kaca (fish bowl) atau pun plastic transparan yang berisi tanaman. Hobi ini tak begitu rumit, kok. Selain ia tak butuh banyak tempat, terrarium juga dapat ditaruh di mana saja, di mana pun kamu mau.
Tapi, tahukah kamu kalau media terrarium itu bukan hanya akuarium atau wadah plastic transparan saja? Medianya bisa saja botol bekar berwarna putih. Jenis tanaman yang sering dipilih adalah kaktus, edelweiss, sansiviera, bromelia serta sukulen. Jenis tanaman yang diletakan di dalam wadah kaca yang ukurannya terbatas dan memiliki biosfer yang unik, pemilihan tanaman harus disesuaikan dengan kondisi wadah yang serba terbatas.
Terarium berasal dar Negara Inggris. Di sanalah pertama kali terrarium dikenalkan. Berawal dari hobi memelihara tanaman hias didalam rumah kaca mini di Kerajaan Inggris terarium menjadi tren tersendiri di seluruh dunia salah satunya Indonesia.
Dalam perkembangannya, ada yang disebut terrarium udara terbuka, terrarium udara tertutup, dan terrarium binatang, Bermacam, kan? Terarium udara terbuka merupakan terrarium yang tak ada penutupnya pada bagian atas. Banyak penggemar terrarium yang memilih jenis ini karena mudah digunakan dan dirawat. Apalagi, buat kamu yang sibuk sekolah dan les, terrarium jenis ini tak butuh waktu lama, namun hasilnya memuaskan, loh!
Ada pula terrarium tertutup yang semua bagiannya tertutup rapat. Memang, sih, yang ini agak sulit merawat dan membuatnya. Apalagi, jika menggunakan terrarium tertutup, kita harus memperhatikan sinar matahari dan air yang dibutuhkan jika tak ingin tanaman hias kesayanganmu rusak, kering, lalu mati.
Lain pula terrarium binatang. Bagi kamu yang pecinta binatang kecil, sepertinya terrarium jenis ini lebih cocok. Terarium binatan banyak digunakan untuk meletakkan fauna favorit semisal ular, kura-kura Brazil, iguana, hingga katak. Nah, tertarik dengan hobi ini? Segera pilih tanaman atau binatang favoritmu, lalu sediakan wadahnya.
http://asalkamutahuaja.blogspot.com
Kini, yang sedang banyak digandrungi adalah terrarium. Terarium itu merupakan media atau wadah yang terbuat dari kaca (fish bowl) atau pun plastic transparan yang berisi tanaman. Hobi ini tak begitu rumit, kok. Selain ia tak butuh banyak tempat, terrarium juga dapat ditaruh di mana saja, di mana pun kamu mau.
Tapi, tahukah kamu kalau media terrarium itu bukan hanya akuarium atau wadah plastic transparan saja? Medianya bisa saja botol bekar berwarna putih. Jenis tanaman yang sering dipilih adalah kaktus, edelweiss, sansiviera, bromelia serta sukulen. Jenis tanaman yang diletakan di dalam wadah kaca yang ukurannya terbatas dan memiliki biosfer yang unik, pemilihan tanaman harus disesuaikan dengan kondisi wadah yang serba terbatas.
Terarium berasal dar Negara Inggris. Di sanalah pertama kali terrarium dikenalkan. Berawal dari hobi memelihara tanaman hias didalam rumah kaca mini di Kerajaan Inggris terarium menjadi tren tersendiri di seluruh dunia salah satunya Indonesia.
Dalam perkembangannya, ada yang disebut terrarium udara terbuka, terrarium udara tertutup, dan terrarium binatang, Bermacam, kan? Terarium udara terbuka merupakan terrarium yang tak ada penutupnya pada bagian atas. Banyak penggemar terrarium yang memilih jenis ini karena mudah digunakan dan dirawat. Apalagi, buat kamu yang sibuk sekolah dan les, terrarium jenis ini tak butuh waktu lama, namun hasilnya memuaskan, loh!
Ada pula terrarium tertutup yang semua bagiannya tertutup rapat. Memang, sih, yang ini agak sulit merawat dan membuatnya. Apalagi, jika menggunakan terrarium tertutup, kita harus memperhatikan sinar matahari dan air yang dibutuhkan jika tak ingin tanaman hias kesayanganmu rusak, kering, lalu mati.
Lain pula terrarium binatang. Bagi kamu yang pecinta binatang kecil, sepertinya terrarium jenis ini lebih cocok. Terarium binatan banyak digunakan untuk meletakkan fauna favorit semisal ular, kura-kura Brazil, iguana, hingga katak. Nah, tertarik dengan hobi ini? Segera pilih tanaman atau binatang favoritmu, lalu sediakan wadahnya.
http://asalkamutahuaja.blogspot.com
Semestinya para jancok'ers paham arti kata jancok
Surabaya adalah kelompok sosial yang bersifat heterogen. Keberagaman ras, etnis, maupun perbedaan pekerjaan menjadikan di kota ini berkembang sebagai metropolitan. Modernitas ini memupuk keberagaman secara kolektif dan kontinyu sehingga memiliki ciri khas (Dr. Achmad Habib,MA:2004).
Kesamaan dalam bentuk perilaku sehari-hari, konsep pemikiran, perspektif terhadap kehidupan, menjadikan masyarakat surabaya muncul loyalitas dan kebanggaan tersendiri. Banyak istilah yang mencerminkan kebanggaan arek surabaya seperti Bonek ataupun umpatan seperti jancok yang dibahas dalam artikel ini.
Jancuk dalam media komunikasi sebagai kosakata, atau lebih tepat jika dikatakan sebagai kata sapaan. Terlepas dari persoalan maknanya, jancuk dapat dipandang sebagai produk budaya dalam bentuk tradisi lisan. Dalam perkembangannya dapat berimplikasi, baik secara langsung, maupun tidak langsung terhadap masyarakat (Teeuw, 1984:65).
“He jancok, yo ‘opo kabare?, sik urip tak awakmu? itulah potongan kalimat sapaan yang juga terdengar di tempat lain misalnya di Jakarta ketika bertemu dengan teman-teman asal surabaya yang kemudian tentunya dilanjutkan dengan bahasa Suroboyoan, menurut budayawan Sabrod D. Marioboro. Sapaan seperti itu lanjutnya tidak akan dianggap sebagai sebuah kata yang kotor melainkan sebuah sapaan keakraban yang memang sangat dipahami dan dekat dengan karakteristik warga Surabaya.
Jancok sebagai pisuhan/umpatan berperan sebagai sarana pemerkuat solidaritas antar masyarakat Surabaya. Jancuk juga merupakan simbol yang mengacu pada karakteristik watak Arek Surabaya yang keras, penuh perlawanan, spontanitas dan egaliter. Namun pada kenyataanya asumsi negatif tetap ‘dibebankan’ pada jancuk yang mempengaruhi perkembangan moralitas arek Surabaya. Persoalan ini lebih bisa dipahami jika diketahui terlebih dahulu, pisuhan, terutama jancuk sendiri jika dipandang dari aspek historis.
Jancok Dalam Sudut Pandang Historis
Jancok dalam kepastian sejarah masih simpang siur. Namun banyak pemerhati sejarah yang menyepakati bahwa pisuhan ini mulai gaul pada jaman post kolonial. menurut Edi Samson, tim 11 Cagar Budaya Surabaya, jancuk berasal dari bahasa Belanda, yakni yantye ook, yang berarti ‘kamu juga’. Kendati demikian, tidak ada sumber tertulis yang membenarkan bahwa pernyataan Edi Samson tersebut adalah sebagai asal-usul dari jancuk sendiri
Kata tersebut seringkali diucapkan dan menjadi kata gaul oleh anak-anak Indo-Belanda sekitar tahun 1930an. Pergeseran pengucapan menjadi jancok itu dilakukan oleh arek surabaya. Hal ini terjadi karena di surabaya terdapat perbedaan kelas yang sangat menonjol antara anak-anak Indo-Belanda dengan anak-anak pribumi. Kata-kata yang sering diucapkan oleh anak-anak Indo-Belanda, salah satunya adalah yantye ook tersebut sering kali dipelesetkan sebagai bahan olokan oleh anak-anak pribumi.
Kata yantye ook sendiri oleh anak-anak pribumi dipelesetkan menjadi yanty-ok, yang secara lisan terdengar [yantcook]. Dalam perkembangannya menjadi kata tersebut menjadi jancuk dan disini mulai muncul pengistilahan yang berbeda-beda dari kata tersebut. Jancok sering dikaitkan dengan dengan seksualitas seperti “jaluk diencok” yaitu minta disetubuhi.
Namun Arek Pelemahan menganggap jancuk sejatinya berasal dari wilayah mereka. jika dilihat dari aspek oral history, anggapan tersebut dapat diterima, mengingat Pelemahan merupakan salah satu kampung tertua di Surabaya. Warga Pelemahan menganggap bahwa jancuk secara etimologi merupakan akronim dari Marijan dan Ngencok. Secara historis mereka menganggap bahwa Marijan, sebagai warga Pelemahan yang gemar berhubungan seksual secara bebas tanpa ikatan pernikahan—dalam bahasa Surabaya disebut ngencok.
Asumsi lain yang mendasarkan jancuk secara etimologis adalah anggapan bahwa jancuk merupakan akronim dari jaran (terj. kuda) dan ngencok. Asumsi inilah yang lebih banyak disepakati oleh masyarakat Surabaya, artinya secara mayoritas, kebanyakan, masyarakat Surabaya menganggap demikian.
Dalam perkembangan yang begitu cepat, kata jancok menjadi populer. jancok menjadi simbol aksen/pengucapan dalam setiap aktifitas Arek Surabaya. Dalam perang kemerdekaan, kata jancok menjadi kata pengobar semanga pejuang selain kata allahu akbar. Coba perhatikan film perjuangan, Surabaya 10 November 1945, jancok dijadikan sebuah ungkapan untuk menumpahkan rasa kesal, kecewa ataupun motifator.
Aroma Seksualitas Dalam Moralitas Bertutur
Dari berbagai asumsi tersebut, dapat ditarik beberapa kesamaan yang dapat memunculkan sebuah identifikasi terhadap jancuk sendiri. Pertama, jancuk merupakan ungkapan atau kata sapaan yang bersifat olok-olok, artinya jancuk digunakan sebagai bahasa untuk mengejek, mengolok-olok. Kedua, munculnya ‘aroma’ seksualitas yang kental dalam jancuk.
Jancuk yang kental unsur seksualitasnya seperti akronim dari jaran dan ngencok. Dapat diuraikan disini bahwa munculnya kata jaran merupakan simbol laki-laki, simbol keperkasaan. Disamping itu, kuda merupakan simbol sikap liar dan tidak terkendali. Menurut estimologi dari asumsi jaran dan ngencok tersebut, dapat ditarik sebuah pengertian eksplisit jaran (kuda) yang sedang bersetubuh. Akan tetapi, menurut Srihono, redaktur majalah Penyebar Semangat, mengatakan bahwa jancuk itu berarti menuk’e jaran sing diencokno, atau bisa diartikan sebagai proses mengawinkan kuda.
Berdasarkan keterangan diatas, dapat ditarik sebuah pemaknaan tentang ‘kuda yang dikawinkan (oleh manusia)’. Hal ini terjadi karena memang secara alamiah, kuda tidak dapat melakukan persetebuhan dengan betinanya dikarenakan kelamin kuda yang terlalu besar. Sifat kuda yang seperti inilah yang kemudian dapat dikorelasikan dengan karakteristik Arek Surabaya. Tak dapat dipungkiri pada tahun 1930an-1940an, arek surabaya dikenal sebagai masyarakat yang berwatak keras, dan egaliter—sifat ini yang diturunkan dan menjadi karateristik masyarakat Surabaya hingga kini.
Jancuk digunakan masyarakat Surabaya dalam proses interaksi sosial mereka. Arek Surabaya menggunakan jancuk ini sebagai pelengkap berbahasa sehari-hari. Pada awalnya, tidak ada yang memaknai jancuk ini sebagai kata yang berkonotasi negatif, sebab seperti yang diungkapkan diatas, bahwa pada hakikatnya jancuk hanyalah merupakan ungkapan yang menandakan suasana keakraban internal kelompok masyarakat Suarabaya sendiri.
Pada dasarnya jancuk merupakan penanda masyarakat Surabaya yang berwatak keras, bahkan terkesan ‘kasar’. Pernyataan tersebut tidaklah salah, sebab memang secara harfiah, jancuk merupakan akronim dari kosakata yang ‘ditabukan’, namun disisi lain masyarakat Surabaya dikenal sebagai masyarakat yang dalam proses interaksi sosial menganut sistem masyarakat yang bersifat egaliter. Sistem masyarakat yang bersifat egaliter adalah sebuah perilaku sosial dalam sebuah proses interaksi sosial yang tidak membeda-bedakan manusia, terutama dalam ruang lingkup kelompok sosialnya sendiri, dalam hal status dan derajat sosialnya (Kellner, 2003: 215)
Hal tersebut sepertinya menguatkan kepercayaan bahwa kata jancok sudah merupakan identitas arek Suroboyo, sekaligus kata salam atau sapaan yang menjadi suatu ungkapan yang mengandung arti kedekatan emosi sesuai dengan karakter arek Soroboyo. Namun demikian baik Sabrod. D Marioboro maupun Edi T. Samson mengatakan dalam penggunaannya harus tetap memperhatikan esensi, situasi, tempat dan kepada siapa kata itu diungkapkan dan ditujukan. Jangan sampai hanya kerena ‘jancok’ terjadi pertumpahan darah yang menumbangkan persatuan yang selama ini dibina.
http://ariesgoblog.wordpress.com
Kesamaan dalam bentuk perilaku sehari-hari, konsep pemikiran, perspektif terhadap kehidupan, menjadikan masyarakat surabaya muncul loyalitas dan kebanggaan tersendiri. Banyak istilah yang mencerminkan kebanggaan arek surabaya seperti Bonek ataupun umpatan seperti jancok yang dibahas dalam artikel ini.
Jancuk dalam media komunikasi sebagai kosakata, atau lebih tepat jika dikatakan sebagai kata sapaan. Terlepas dari persoalan maknanya, jancuk dapat dipandang sebagai produk budaya dalam bentuk tradisi lisan. Dalam perkembangannya dapat berimplikasi, baik secara langsung, maupun tidak langsung terhadap masyarakat (Teeuw, 1984:65).
“He jancok, yo ‘opo kabare?, sik urip tak awakmu? itulah potongan kalimat sapaan yang juga terdengar di tempat lain misalnya di Jakarta ketika bertemu dengan teman-teman asal surabaya yang kemudian tentunya dilanjutkan dengan bahasa Suroboyoan, menurut budayawan Sabrod D. Marioboro. Sapaan seperti itu lanjutnya tidak akan dianggap sebagai sebuah kata yang kotor melainkan sebuah sapaan keakraban yang memang sangat dipahami dan dekat dengan karakteristik warga Surabaya.
Jancok sebagai pisuhan/umpatan berperan sebagai sarana pemerkuat solidaritas antar masyarakat Surabaya. Jancuk juga merupakan simbol yang mengacu pada karakteristik watak Arek Surabaya yang keras, penuh perlawanan, spontanitas dan egaliter. Namun pada kenyataanya asumsi negatif tetap ‘dibebankan’ pada jancuk yang mempengaruhi perkembangan moralitas arek Surabaya. Persoalan ini lebih bisa dipahami jika diketahui terlebih dahulu, pisuhan, terutama jancuk sendiri jika dipandang dari aspek historis.
Jancok Dalam Sudut Pandang Historis
Jancok dalam kepastian sejarah masih simpang siur. Namun banyak pemerhati sejarah yang menyepakati bahwa pisuhan ini mulai gaul pada jaman post kolonial. menurut Edi Samson, tim 11 Cagar Budaya Surabaya, jancuk berasal dari bahasa Belanda, yakni yantye ook, yang berarti ‘kamu juga’. Kendati demikian, tidak ada sumber tertulis yang membenarkan bahwa pernyataan Edi Samson tersebut adalah sebagai asal-usul dari jancuk sendiri
Kata tersebut seringkali diucapkan dan menjadi kata gaul oleh anak-anak Indo-Belanda sekitar tahun 1930an. Pergeseran pengucapan menjadi jancok itu dilakukan oleh arek surabaya. Hal ini terjadi karena di surabaya terdapat perbedaan kelas yang sangat menonjol antara anak-anak Indo-Belanda dengan anak-anak pribumi. Kata-kata yang sering diucapkan oleh anak-anak Indo-Belanda, salah satunya adalah yantye ook tersebut sering kali dipelesetkan sebagai bahan olokan oleh anak-anak pribumi.
Kata yantye ook sendiri oleh anak-anak pribumi dipelesetkan menjadi yanty-ok, yang secara lisan terdengar [yantcook]. Dalam perkembangannya menjadi kata tersebut menjadi jancuk dan disini mulai muncul pengistilahan yang berbeda-beda dari kata tersebut. Jancok sering dikaitkan dengan dengan seksualitas seperti “jaluk diencok” yaitu minta disetubuhi.
Namun Arek Pelemahan menganggap jancuk sejatinya berasal dari wilayah mereka. jika dilihat dari aspek oral history, anggapan tersebut dapat diterima, mengingat Pelemahan merupakan salah satu kampung tertua di Surabaya. Warga Pelemahan menganggap bahwa jancuk secara etimologi merupakan akronim dari Marijan dan Ngencok. Secara historis mereka menganggap bahwa Marijan, sebagai warga Pelemahan yang gemar berhubungan seksual secara bebas tanpa ikatan pernikahan—dalam bahasa Surabaya disebut ngencok.
Asumsi lain yang mendasarkan jancuk secara etimologis adalah anggapan bahwa jancuk merupakan akronim dari jaran (terj. kuda) dan ngencok. Asumsi inilah yang lebih banyak disepakati oleh masyarakat Surabaya, artinya secara mayoritas, kebanyakan, masyarakat Surabaya menganggap demikian.
Dalam perkembangan yang begitu cepat, kata jancok menjadi populer. jancok menjadi simbol aksen/pengucapan dalam setiap aktifitas Arek Surabaya. Dalam perang kemerdekaan, kata jancok menjadi kata pengobar semanga pejuang selain kata allahu akbar. Coba perhatikan film perjuangan, Surabaya 10 November 1945, jancok dijadikan sebuah ungkapan untuk menumpahkan rasa kesal, kecewa ataupun motifator.
Aroma Seksualitas Dalam Moralitas Bertutur
Dari berbagai asumsi tersebut, dapat ditarik beberapa kesamaan yang dapat memunculkan sebuah identifikasi terhadap jancuk sendiri. Pertama, jancuk merupakan ungkapan atau kata sapaan yang bersifat olok-olok, artinya jancuk digunakan sebagai bahasa untuk mengejek, mengolok-olok. Kedua, munculnya ‘aroma’ seksualitas yang kental dalam jancuk.
Jancuk yang kental unsur seksualitasnya seperti akronim dari jaran dan ngencok. Dapat diuraikan disini bahwa munculnya kata jaran merupakan simbol laki-laki, simbol keperkasaan. Disamping itu, kuda merupakan simbol sikap liar dan tidak terkendali. Menurut estimologi dari asumsi jaran dan ngencok tersebut, dapat ditarik sebuah pengertian eksplisit jaran (kuda) yang sedang bersetubuh. Akan tetapi, menurut Srihono, redaktur majalah Penyebar Semangat, mengatakan bahwa jancuk itu berarti menuk’e jaran sing diencokno, atau bisa diartikan sebagai proses mengawinkan kuda.
Berdasarkan keterangan diatas, dapat ditarik sebuah pemaknaan tentang ‘kuda yang dikawinkan (oleh manusia)’. Hal ini terjadi karena memang secara alamiah, kuda tidak dapat melakukan persetebuhan dengan betinanya dikarenakan kelamin kuda yang terlalu besar. Sifat kuda yang seperti inilah yang kemudian dapat dikorelasikan dengan karakteristik Arek Surabaya. Tak dapat dipungkiri pada tahun 1930an-1940an, arek surabaya dikenal sebagai masyarakat yang berwatak keras, dan egaliter—sifat ini yang diturunkan dan menjadi karateristik masyarakat Surabaya hingga kini.
Jancuk digunakan masyarakat Surabaya dalam proses interaksi sosial mereka. Arek Surabaya menggunakan jancuk ini sebagai pelengkap berbahasa sehari-hari. Pada awalnya, tidak ada yang memaknai jancuk ini sebagai kata yang berkonotasi negatif, sebab seperti yang diungkapkan diatas, bahwa pada hakikatnya jancuk hanyalah merupakan ungkapan yang menandakan suasana keakraban internal kelompok masyarakat Suarabaya sendiri.
Pada dasarnya jancuk merupakan penanda masyarakat Surabaya yang berwatak keras, bahkan terkesan ‘kasar’. Pernyataan tersebut tidaklah salah, sebab memang secara harfiah, jancuk merupakan akronim dari kosakata yang ‘ditabukan’, namun disisi lain masyarakat Surabaya dikenal sebagai masyarakat yang dalam proses interaksi sosial menganut sistem masyarakat yang bersifat egaliter. Sistem masyarakat yang bersifat egaliter adalah sebuah perilaku sosial dalam sebuah proses interaksi sosial yang tidak membeda-bedakan manusia, terutama dalam ruang lingkup kelompok sosialnya sendiri, dalam hal status dan derajat sosialnya (Kellner, 2003: 215)
Hal tersebut sepertinya menguatkan kepercayaan bahwa kata jancok sudah merupakan identitas arek Suroboyo, sekaligus kata salam atau sapaan yang menjadi suatu ungkapan yang mengandung arti kedekatan emosi sesuai dengan karakter arek Soroboyo. Namun demikian baik Sabrod. D Marioboro maupun Edi T. Samson mengatakan dalam penggunaannya harus tetap memperhatikan esensi, situasi, tempat dan kepada siapa kata itu diungkapkan dan ditujukan. Jangan sampai hanya kerena ‘jancok’ terjadi pertumpahan darah yang menumbangkan persatuan yang selama ini dibina.
http://ariesgoblog.wordpress.com
Langganan:
Postingan (Atom)